Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Ternyata..

Kadang suka lucu.. sambil merebahkan diriku, dan ku biarkan pikiranku ini berlarian.. ya, benar-benar sangat lucu.. ku kira belakangan ini logika memang benar-benar mengalahkan rasa baru saja tersentak bahwa logikaku harus berjalan, namun lagi-lagi perasaan dengan egoisnya tak mau mengalah.. ku kira hati ini sudah benar-benar mati rasa hingga terhunus pedang sekalipun sepertinya ku tak merasa.. ku kira hati ini sudah keras menyerupai batu yang apabila terkena air hujan pun tak'kan meluruh.. sampai pada akhirnya, yang lebih egois dari pada logika dan perasaan adalah waktu ia pun berbisik padaku, "yang kau kira-kira kan itu salah" dengan caranya yang tak diduga-duga, waktu pun bertingkah dengan mudahnya ia mengontrol semua emosi yang tersimpan di hati, serta pikiran yang tersimpan di dahi semudah itu.. kamu, yang selama ini disembunyikan oleh waktu, lucu saja, tiba-tiba kamu pun menjadi sangat berarti saat ini juga.. tak pernah sekalipu

15.09.2019

Kembali membuka album ingatan akan masa kecilku dalam benak Ku pikir-pikir, wajahmu tak asing ku ingat Ku ingat di sekolah dasarku dulu Terpintas jelas wajahmu yang lugu Matamu yang berbinar saat itu Walaupun tak ku kenal Namun siapakah dirimu sehingga tatapanmu menatapku dan membuatku tersentak? Tahun demi tahun, ku biarkan saja semuanya seperti itu Tak ku lebih-lebihkan kenangan bersamamu Tak ku berkutik sedikitpun untuk membuatmu tersadar akan keberadaanku Ku biarkan kau menetap dalam ingatanku Sampai semua menjadi diam.. Lalu menghilang.. menghilang.. Dan biarkan menghilang.. Tak terasa semua tergali kembali di 4 tahun silam Ntah mengapa tak kusadari sebuah acara menjadi suatu awal momentum penting dimana kita bertemu Pertama kalinya ku mengenal dirimu, Pertama kali dialog kita yang saling bercerita berdua saja di malam itu Dan lagi.. Diriku yang tak acuh ini membiarkan itu berlalu begitu saja Ku letakan kembali di tempat

Malang, 21:45

Berjalan jauh menempuh jarak dengan waktu yang terus berjalan berharap ada beban yang ku ringankan Malam ini aku berbaring dalam sofaku berwarna cokelat tua sambil memutar-mutar lagu yang mendukung perasaanku dan memejamkan mata lagi... lagi-lagi yang terlihat adalah dirimu lagi-lagi yang terlintas adalah kamu sudah sejauh ini aku pergi tak bisakah dirimu dan sisa-sisa memori ku tinggalkan sejenak? sudah sejauh ini ku tinggalkan penat ku terdiam dan ku sadar bukan begini caranya menghibur hati

Termenung

aku suka menikmati jalanan malam gelapnya malam yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan meninggalkan kesan romantis, disertai rintik-rintik hujan yang membasahi kaca mobilku macetnya ibukota yang mau tak mau ku nikmati, berpadu dengan kendaraan yang berlalu lalang serta melihat orang-orang bersenda gurau, berinteraksi satu sama lain, ntah apa yang mereka bicarakan sedangkan aku disini, menikmati semua itu dalam kesendirian. sambil memutarkan lagu-lagu yang mengingatkanku tentang kita atau lagu-lagu yang mewakilkan perasaanku yang hanya dapat ku ketahui secara tersirat tanpa seorang pun tahu aku, yang sendiri dan bermain-main dengan pikiranku akan dirimu yang hanya bisa berandai-andai tentang kita dalam egoku yang menginginkan malam ini sekiranya dapat ku lewati bersamamu aku benar-benar menyukai di dalam sini di dalam mobil kesayanganku setiap tawa canda, ataupun isak tangis, semua terekam disini.. seolah-olah menjadi tempatku untuk be

Logika dan Hati

siapakah yang terlebih dahulu mencintai? logika, atau hatimu? manakah antara kedua itu yang paling mudah kau dengar?  yang tidak bisu? logika,  atau hatimu? jika logikamu, apakah benar parasku telah mengalihkanmu? jika benar itu logikamu, apakah aku sudah tepat untukmu? jika memang dari logikamu, apakah kelebihanku semua adalah mimpimu? namun jika hatimu, apakah benar hatimu telah memilih aku? namun jika benar itu hatimu, apakah bisa kau mencintai apa yang kurang dariku? dan namun jika memang dari hatimu, apakah tulus yang ku dapat, bukanlah palsu? manakah yang paling mendominasimu di antara keduanya? ataukah saat ini waktu yang telah terbuang, kenangan yang pernah terjadi, serta hati yang diperjuangkan, tidak memiliki titik temu untuk mendapatkan jawabannya? sehingga menjadi absurditas semata yang pada kemudian hari membuatku ingin memberhentikan waktu saat ini saja, karena aku tak sa

14:11 di 21 Mei Hari Itu

aku menulis bukannya untuk siapa-siapa melainkan untuk diriku sendiri ku kira, orang lain pun takkan mengerti hanya secarik kertas dan pena warna hitam yang bersiap ku tumpahkan dengan isi hatiku yang menjadi saksi bisu untuk segala rasa yang terkubur atau bahkan waktu.. yang menyaksikanku, menertawaiku dalam tiap detiknya yang terdengar di kesunyian dibalutkan dengan gaun tidurku malam ini serta selimut yang menghangatkanku dari dinginnya suasana yang tak bersahabat seperti mengungkapkan betapa bekunya keadaan hatiku saat ini dan juga ditemani lilin aroma therapy, yang kunyalakan di dalam kegelapan yang menyelimutiku yang kuharapkan seolah-olah ada secercah cahaya yang menyala dalam isi hatiku yang muram apakah ada setidaknya 0,1% harapan untuk suatu hal yang mustahil? berapakah persentasenya bahwa ia yang sudah pergi akan berniat untuk kembali? ataukah aku harus meredam semua kegalauanku, ketakutan, amarah, kesedihan, dan ku mengalah lag