Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Kado Natal Terindah

Teruntuk aku yang masih selalu lupa bersyukur. Hari ini kado natal terbaik sudah datang. Ya,  Tentunya yang terbaik hanyalah dari Tuhan. Aku selalu mengucap " there's always to be thankful for ". Kata-kata itu selalu menjadi kekuatan, namun sering kali tak ku terapkan. Sampai akhirnya pada hari ini kalimat itu nyata adanya. There's always to be thankful for Setelah 1 bulan harus melalui masa karantina, Tuhan sudah pulihkan aku dan keluarga. Aku percaya, Tuhan sudah jamah aku dari hari pertama. Melihat beberapa kenalan tak seberuntung aku, Aku bersyukur karena Tuhan masih beri kesempatan. Tuhan bisa memulihkan aku dan keluarga seperti semula, Sempurna adanya. Aku percaya Tuhan tidak pernah memberikanku cobaan. Aku percaya segala hal negatif yang terjadi dalam diriku bukan karena-Nya. Aku percaya manusialah yang berulah, dan disitulah mukjizat-Nya baru kita pinta. Sungguh naif ya? tetapi hari ini adalah bukti nyata. bahwa sejauh apa kita melangkah, sefana apa hidup kita

Selamanya ya?

hidup itu selalu tentang "moving on". karena 1 detik yang berlalu hanya akan menjadi kenangan, dan waktu memaksa kita untuk selalu melaju ke detik selanjutnya. biar hanya 1 detik, namun akan selalu ada detik dimana ada yang datang, dan ada yang pulang. tetapi tak semua detik yang terbuang, menentukan bahwa setiap orang yang datang akan kembali 'pulang'. ada dia yang selalu nyaman untuk bersinggah di rumahku. namun tak semua. untuk dia yang menukar waktu, hanya untuk mendengar ku bercerita. untuk dia yang menelpon ku, hanya untuk bertukar kisah. untuk dia yang selalu memastikan aku baik-baik saja. untuk dia yang berani singgah, walau rumahku tak baik-baik saja. bahagia ketika menemukanmu yang setia. selalu menjadi bagian dari detik-detik hidupku, sehingga memori ku denganmu terkumpul tak terhingga. untuk semua detik yang kau tukar, adalah salah satu hadiah terbaik yang ku punya. terima kasih atas kisah persahabatan kita yang tak akan puda

Gelap

gelap, namun tetap harus tegap. gelap, menyelimuti terangku, membuat apa yang ku ingat terasa abu-abu, dan kuku pun ikut membiru. malam ini tidak ada penghangat, hanya potongan-potongan dalam memori untuk diingat. angin terus berhembus, dan ku terpejam, seperti terbius.  malam ini tak ada air mata, karena semua sudah rapih ku tata. tak ada sedih,  biar ku berpura-pura tak ada pedih. tapi aku hanya ingin bilang, mengapa segala ketakutanku tak menghilang? semua rasa sakit terlalu terasa. menggoresku,  sakitnya seperti terkena pisau yang telah diasah. dan setiap malam ku hitung, harus berapa malam lagi untuk rasa yang tak berujung? namun aku tetap tunggu, sampai kau datang untuk mengobati bilurku, untuk kembalikan rasa yang tak lagi ragu, dan menyalakan kembali nada dalam lagu.  sehingga aku tak lagi membisu..