Langsung ke konten utama

Logika dan Hati

siapakah yang terlebih dahulu mencintai?
logika, atau hatimu?

manakah antara kedua itu yang paling mudah kau dengar? 
yang tidak bisu?

logika, 

atau hatimu?



jika logikamu,

apakah benar parasku telah mengalihkanmu?

jika benar itu logikamu,

apakah aku sudah tepat untukmu?

jika memang dari logikamu,

apakah kelebihanku semua adalah mimpimu?



namun jika hatimu,

apakah benar hatimu telah memilih aku?

namun jika benar itu hatimu,

apakah bisa kau mencintai apa yang kurang dariku?

dan namun jika memang dari hatimu,

apakah tulus yang ku dapat, bukanlah palsu?



manakah yang paling mendominasimu di antara keduanya?

ataukah saat ini waktu yang telah terbuang,

kenangan yang pernah terjadi,

serta hati yang diperjuangkan,

tidak memiliki titik temu untuk mendapatkan jawabannya?

sehingga menjadi absurditas semata yang pada kemudian hari membuatku ingin memberhentikan waktu saat ini saja,
karena aku tak sanggup mendengar apa yang akan terucap dari mulut manismu..





bukalah sedikit mata hatimu..



bacalah baik-baik apa yang tertulis disana..



lihatlah sedikit lebih dalam..



karena yang ku tahu,






aku berencana singgah di hatimu terlebih dahulu..






sebelum menjalar dipikiranmu..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kado Natal Terindah

Teruntuk aku yang masih selalu lupa bersyukur. Hari ini kado natal terbaik sudah datang. Ya,  Tentunya yang terbaik hanyalah dari Tuhan. Aku selalu mengucap " there's always to be thankful for ". Kata-kata itu selalu menjadi kekuatan, namun sering kali tak ku terapkan. Sampai akhirnya pada hari ini kalimat itu nyata adanya. There's always to be thankful for Setelah 1 bulan harus melalui masa karantina, Tuhan sudah pulihkan aku dan keluarga. Aku percaya, Tuhan sudah jamah aku dari hari pertama. Melihat beberapa kenalan tak seberuntung aku, Aku bersyukur karena Tuhan masih beri kesempatan. Tuhan bisa memulihkan aku dan keluarga seperti semula, Sempurna adanya. Aku percaya Tuhan tidak pernah memberikanku cobaan. Aku percaya segala hal negatif yang terjadi dalam diriku bukan karena-Nya. Aku percaya manusialah yang berulah, dan disitulah mukjizat-Nya baru kita pinta. Sungguh naif ya? tetapi hari ini adalah bukti nyata. bahwa sejauh apa kita melangkah, sefana apa hidup kita

Malang, 21:45

Berjalan jauh menempuh jarak dengan waktu yang terus berjalan berharap ada beban yang ku ringankan Malam ini aku berbaring dalam sofaku berwarna cokelat tua sambil memutar-mutar lagu yang mendukung perasaanku dan memejamkan mata lagi... lagi-lagi yang terlihat adalah dirimu lagi-lagi yang terlintas adalah kamu sudah sejauh ini aku pergi tak bisakah dirimu dan sisa-sisa memori ku tinggalkan sejenak? sudah sejauh ini ku tinggalkan penat ku terdiam dan ku sadar bukan begini caranya menghibur hati

WAKTU

"aku lahir di tanggal yang tepat terdahulu, aku mati kemudian." waktu bagaikan sebuah buku penjadwal, dengan segala memo-memo penting di dalamnya. tertulis dengan indah, agar tak satu pun lah yang terlewatkan. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia hanya sementara, dan menunjukkan betapa pentingnya setiap detiknya. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia ini harus ku cinta, dan menunjukkan apa yang pantas ku cintai. waktu menunjukkan siapa kah yang setia, siapa juga yang pergi. waktu melahirkanku sebuah cinta, dan cinta mana yang dapat ku nikmati. Namun, waktu memulai pertemuan, dan berakhir perpisahan. mengapa tanpa alasan? mengapa aku bertemu tanpa alasan dan berpisah tanpa alasan? mengapa aku mencintai dia tanpa alasan dan tak bisa berhenti mencintainya pun tanpa alasan? aku bagaikan budak waktu. mencintaimu tanpa sebuah alasan dalam sebuah ruang waktu, dan ketika ku beranjak pergi dari zona waktu itu,  kau rajut k