Langsung ke konten utama

Termenung

aku suka menikmati jalanan malam
gelapnya malam yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan
meninggalkan kesan romantis,
disertai rintik-rintik hujan yang membasahi kaca mobilku


macetnya ibukota yang mau tak mau ku nikmati,
berpadu dengan kendaraan yang berlalu lalang
serta melihat orang-orang bersenda gurau,
berinteraksi satu sama lain,
ntah apa yang mereka bicarakan


sedangkan aku disini,
menikmati semua itu dalam kesendirian.
sambil memutarkan lagu-lagu yang mengingatkanku tentang kita
atau lagu-lagu yang mewakilkan perasaanku yang hanya dapat ku ketahui secara tersirat
tanpa seorang pun tahu


aku,
yang sendiri dan bermain-main dengan pikiranku akan dirimu
yang hanya bisa berandai-andai tentang kita
dalam egoku yang menginginkan malam ini sekiranya dapat ku lewati bersamamu


aku benar-benar menyukai di dalam sini
di dalam mobil kesayanganku
setiap tawa canda,
ataupun isak tangis,
semua terekam disini..


seolah-olah menjadi tempatku untuk bersembunyi..
menjadi tempatku untuk tak perlu berpura-pura lagi menjadi orang lain..
menjadi tempat teraman, yang menyelamatkanku dari realitanya kehidupan luar,
yang rasanya pun tak dapat ku deskripsikan lagi karena terlalu sulit


kehidupan luar yang ku anggap memperlakukanku secara tidak adil
atau mungkin pun dirasakan oleh tiap individu yang memijakkan kaki di bumi ini dengan takaran dan komposisi berbeda?


kamu selalu terlintas di dalam pikiranku dengan sempurna, tak bosankah?
di dalam mobil ini pun aku lagi-lagi termenung
apa kabarkah kamu yang di sana?
apakah malam ini kita melihat rasi bintang yang sama?
mencoba menerka-nerka apa makna dibaliknya?

apakah malam ini kamu juga terjebak di dalam keramaian, namun merasa sendirian sama sepertiku?

apakah malam ini kamu terjebak di dalam hiruk pikuknya jalanan disana, sambil mencuri-curi ingatan akan diriku?

perasaan apa yang terlibat ketika namaku terlintas dibenakmu dalam situasimu saat ini?








semoga bukanlah apa-apa karena aku belum siap..







semoga tak berarti apa-apa dan tetaplah kita seperti ini..






[23:02]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kado Natal Terindah

Teruntuk aku yang masih selalu lupa bersyukur. Hari ini kado natal terbaik sudah datang. Ya,  Tentunya yang terbaik hanyalah dari Tuhan. Aku selalu mengucap " there's always to be thankful for ". Kata-kata itu selalu menjadi kekuatan, namun sering kali tak ku terapkan. Sampai akhirnya pada hari ini kalimat itu nyata adanya. There's always to be thankful for Setelah 1 bulan harus melalui masa karantina, Tuhan sudah pulihkan aku dan keluarga. Aku percaya, Tuhan sudah jamah aku dari hari pertama. Melihat beberapa kenalan tak seberuntung aku, Aku bersyukur karena Tuhan masih beri kesempatan. Tuhan bisa memulihkan aku dan keluarga seperti semula, Sempurna adanya. Aku percaya Tuhan tidak pernah memberikanku cobaan. Aku percaya segala hal negatif yang terjadi dalam diriku bukan karena-Nya. Aku percaya manusialah yang berulah, dan disitulah mukjizat-Nya baru kita pinta. Sungguh naif ya? tetapi hari ini adalah bukti nyata. bahwa sejauh apa kita melangkah, sefana apa hidup kita

Malang, 21:45

Berjalan jauh menempuh jarak dengan waktu yang terus berjalan berharap ada beban yang ku ringankan Malam ini aku berbaring dalam sofaku berwarna cokelat tua sambil memutar-mutar lagu yang mendukung perasaanku dan memejamkan mata lagi... lagi-lagi yang terlihat adalah dirimu lagi-lagi yang terlintas adalah kamu sudah sejauh ini aku pergi tak bisakah dirimu dan sisa-sisa memori ku tinggalkan sejenak? sudah sejauh ini ku tinggalkan penat ku terdiam dan ku sadar bukan begini caranya menghibur hati

WAKTU

"aku lahir di tanggal yang tepat terdahulu, aku mati kemudian." waktu bagaikan sebuah buku penjadwal, dengan segala memo-memo penting di dalamnya. tertulis dengan indah, agar tak satu pun lah yang terlewatkan. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia hanya sementara, dan menunjukkan betapa pentingnya setiap detiknya. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia ini harus ku cinta, dan menunjukkan apa yang pantas ku cintai. waktu menunjukkan siapa kah yang setia, siapa juga yang pergi. waktu melahirkanku sebuah cinta, dan cinta mana yang dapat ku nikmati. Namun, waktu memulai pertemuan, dan berakhir perpisahan. mengapa tanpa alasan? mengapa aku bertemu tanpa alasan dan berpisah tanpa alasan? mengapa aku mencintai dia tanpa alasan dan tak bisa berhenti mencintainya pun tanpa alasan? aku bagaikan budak waktu. mencintaimu tanpa sebuah alasan dalam sebuah ruang waktu, dan ketika ku beranjak pergi dari zona waktu itu,  kau rajut k