kadang aku lupa, Tuhan menciptakan manusia tak hanya satu. lucunya, miliaran orang Ia ciptakan, tak satu pun yang mirip denganku. hebat sekali kan? ternyata Tuhan sangat-sangat kreatif. bagaimana bisa Ia membuat miliaran jenis dan berbeda semuanya? aku saja disuruh membuat beberapa sudah kehabisan ide & logika. namun bodohnya, sudah tahu tak ada yang sama & manusia unik adanya, aku masih memaksakan diriku seperti yang lain. berpikir sejalan dengan mereka. bahkan berlaga seperti mereka. Tingkahku, menjadi bumerang bagi diriku. aku merasa takut untuk berlebih, namun berlebih untuk merasa kurang. aku yang mencoba mencocokan diriku dengan yang lainnya. terutama dirinya. berspekulasi, menebak-nebak, sudah pantaskah aku? sudah samakah aku dengan mereka? apakah iya menyukaiku? sayang? cinta? atau hal ini membuat itu semua luntur perlahan, sampai nantinya tak ada yang tersisa. mungkin? mungkinkah? aku yang tak sama dengannya, mencocokan pola pikirku dengannya. memaksakan, lebih tepat
Teruntuk aku yang masih selalu lupa bersyukur. Hari ini kado natal terbaik sudah datang. Ya, Tentunya yang terbaik hanyalah dari Tuhan. Aku selalu mengucap " there's always to be thankful for ". Kata-kata itu selalu menjadi kekuatan, namun sering kali tak ku terapkan. Sampai akhirnya pada hari ini kalimat itu nyata adanya. There's always to be thankful for Setelah 1 bulan harus melalui masa karantina, Tuhan sudah pulihkan aku dan keluarga. Aku percaya, Tuhan sudah jamah aku dari hari pertama. Melihat beberapa kenalan tak seberuntung aku, Aku bersyukur karena Tuhan masih beri kesempatan. Tuhan bisa memulihkan aku dan keluarga seperti semula, Sempurna adanya. Aku percaya Tuhan tidak pernah memberikanku cobaan. Aku percaya segala hal negatif yang terjadi dalam diriku bukan karena-Nya. Aku percaya manusialah yang berulah, dan disitulah mukjizat-Nya baru kita pinta. Sungguh naif ya? tetapi hari ini adalah bukti nyata. bahwa sejauh apa kita melangkah, sefana apa hidup kita