"aku lahir di tanggal yang tepat terdahulu, aku mati kemudian."
waktu bagaikan sebuah buku penjadwal,
dengan segala memo-memo penting di dalamnya.
tertulis dengan indah, agar tak satu pun lah yang terlewatkan.
waktu memberikan ku bukti bahwa dunia hanya sementara,
dan menunjukkan betapa pentingnya setiap detiknya.
waktu memberikan ku bukti bahwa dunia ini harus ku cinta,
dan menunjukkan apa yang pantas ku cintai.
waktu menunjukkan siapa kah yang setia,
siapa juga yang pergi.
waktu melahirkanku sebuah cinta,
dan cinta mana yang dapat ku nikmati.
Namun,
waktu memulai pertemuan,
dan berakhir perpisahan.
mengapa tanpa alasan?
mengapa aku bertemu tanpa alasan dan berpisah tanpa alasan?
mengapa aku mencintai dia tanpa alasan dan tak bisa berhenti mencintainya pun tanpa alasan?
aku bagaikan budak waktu.
mencintaimu tanpa sebuah alasan dalam sebuah ruang waktu,
dan ketika ku beranjak pergi dari zona waktu itu,
kau rajut kembali benang yang hampir kusut,
kau tarik ku kembali agar ku tak pernah keluar dari zona waktumu.
aku membiarkan waktu semakin terulur.
dan semakin lama ku mengulur waktu,
semakin mudahnya ku mencintaimu,
semakin sulit ku melepaskanmu.
semakin lama ku mengulur waktu,
semakin lama ku mengulur waktu,
semakin indah matamu ku pandang,
semakin nyaman pelukanmu dalam peluhku.
semakin lama ku mengulur waktu,
semakin inginnya ku diperhatikanmu.
semakin inginnya ku bersamamu.
dan hampir tiba saatnya,
lagi-lagi waktu akan menarikku.
di saat semuanya begitu indah,
lagi-lagi waktu menamparku dan mengatakan padaku
"bukan dialah orangnya"
bagaimana bisa seorang diriku beserta keegoisanku pun kalah akan sebuah waktu?
bagaimana bisa seorang diriku beserta keegoisanku pun akan menangisi datangnya waktu itu?
seluruh orang pun berkata,
"seandainya ku bisa memberhentikan waktu"
maka akan aku lakukan itu.
atau ketika aku dapat bersujud memohon terhadap waktu,
akan ku katakan kepadanya,
"sebentar saja".
aku ingin sebentar saja menikmati waktu itu lebih lama lagi.
aku ingin sebentar saja mencintai lebih lama lagi.
aku ingin sebentar saja bersama lebih lama lagi.
bersama dirimu.
sampai waktu itu pun tiba,
sampai cintaku mati termakan waktu.
Komentar
Posting Komentar