Langsung ke konten utama

Berlebihan Merasa Kurang

kadang aku lupa,
Tuhan menciptakan manusia tak hanya satu.

lucunya,
miliaran orang Ia ciptakan, 
tak satu pun yang mirip denganku.
hebat sekali kan?
ternyata Tuhan sangat-sangat kreatif.
bagaimana bisa Ia membuat miliaran jenis dan berbeda semuanya?
aku saja disuruh membuat beberapa sudah kehabisan ide & logika.

namun bodohnya,
sudah tahu tak ada yang sama & manusia unik adanya,
aku masih memaksakan diriku seperti yang lain.
berpikir sejalan dengan mereka.
bahkan berlaga seperti mereka. 

Tingkahku,
menjadi bumerang bagi diriku.
aku merasa takut untuk berlebih,
namun berlebih untuk merasa kurang.

aku yang mencoba mencocokan diriku dengan yang lainnya.
terutama dirinya.

berspekulasi,

menebak-nebak,

sudah pantaskah aku?

sudah samakah aku dengan mereka?

apakah iya menyukaiku?

sayang?

cinta?

atau hal ini membuat itu semua luntur perlahan,

sampai nantinya tak ada yang tersisa.

mungkin?

mungkinkah?

aku yang tak sama dengannya,
mencocokan pola pikirku dengannya.
memaksakan, lebih tepatnya.
seakan-akan agar aku mengerti isi pikirannya,
mudah-mudahan juga isi hatinya. 
namun dia hanya diam saja.
sulit ku ketahui apakah sudah benar? atau malah aku salah?
apakah tindakanku tepat? tapi mungkin saja tidak.

sedih,
sakit juga ternyata.
mencoba menjadi seseorang yang didambakan.
mencoba agar selalu merasa dicintai.
pada akhirnya ia hanya diam dengan pikirannya yang berbeda,
dan aku masih berusaha memaksakan menjadi apa yang diinginkan.
ternyata sakit juga.
sakit sekali..

apakah ia benar cinta?
ataukah ia menyesal sekarang?
apa merasa terperangkapkah?


ntah..
ia hanya diam saja..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kado Natal Terindah

Teruntuk aku yang masih selalu lupa bersyukur. Hari ini kado natal terbaik sudah datang. Ya,  Tentunya yang terbaik hanyalah dari Tuhan. Aku selalu mengucap " there's always to be thankful for ". Kata-kata itu selalu menjadi kekuatan, namun sering kali tak ku terapkan. Sampai akhirnya pada hari ini kalimat itu nyata adanya. There's always to be thankful for Setelah 1 bulan harus melalui masa karantina, Tuhan sudah pulihkan aku dan keluarga. Aku percaya, Tuhan sudah jamah aku dari hari pertama. Melihat beberapa kenalan tak seberuntung aku, Aku bersyukur karena Tuhan masih beri kesempatan. Tuhan bisa memulihkan aku dan keluarga seperti semula, Sempurna adanya. Aku percaya Tuhan tidak pernah memberikanku cobaan. Aku percaya segala hal negatif yang terjadi dalam diriku bukan karena-Nya. Aku percaya manusialah yang berulah, dan disitulah mukjizat-Nya baru kita pinta. Sungguh naif ya? tetapi hari ini adalah bukti nyata. bahwa sejauh apa kita melangkah, sefana apa hidup kita

Malang, 21:45

Berjalan jauh menempuh jarak dengan waktu yang terus berjalan berharap ada beban yang ku ringankan Malam ini aku berbaring dalam sofaku berwarna cokelat tua sambil memutar-mutar lagu yang mendukung perasaanku dan memejamkan mata lagi... lagi-lagi yang terlihat adalah dirimu lagi-lagi yang terlintas adalah kamu sudah sejauh ini aku pergi tak bisakah dirimu dan sisa-sisa memori ku tinggalkan sejenak? sudah sejauh ini ku tinggalkan penat ku terdiam dan ku sadar bukan begini caranya menghibur hati

WAKTU

"aku lahir di tanggal yang tepat terdahulu, aku mati kemudian." waktu bagaikan sebuah buku penjadwal, dengan segala memo-memo penting di dalamnya. tertulis dengan indah, agar tak satu pun lah yang terlewatkan. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia hanya sementara, dan menunjukkan betapa pentingnya setiap detiknya. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia ini harus ku cinta, dan menunjukkan apa yang pantas ku cintai. waktu menunjukkan siapa kah yang setia, siapa juga yang pergi. waktu melahirkanku sebuah cinta, dan cinta mana yang dapat ku nikmati. Namun, waktu memulai pertemuan, dan berakhir perpisahan. mengapa tanpa alasan? mengapa aku bertemu tanpa alasan dan berpisah tanpa alasan? mengapa aku mencintai dia tanpa alasan dan tak bisa berhenti mencintainya pun tanpa alasan? aku bagaikan budak waktu. mencintaimu tanpa sebuah alasan dalam sebuah ruang waktu, dan ketika ku beranjak pergi dari zona waktu itu,  kau rajut k