malam ini lagi-lagi aku merenung
di bawah selimut tebalku dan kepalaku menengadah ke atas
berharap ku bisa melihat seluas langit,
namun jarak pandangku terbatas atap kosong berwarna putih pudar.
ingin rasanya aku menutup mata dan kembali hidup dalam mimpiku yang indah,
namun seakan-akan pikiranku ingin ku terjaga
karena masih banyak hal yang tak kunjung mereda
kembali berlarian di kepalaku.
banyak hal yang menggentayangi isi kepalaku
tetapi satu hal yang ku tahu, sosok dia lah yang mendominasi pikiranku.
kembali ku mencoba menutup mata.
pikirku "jalani saja dulu. masih lama"
namun, semakin ku mengulur-ulur waktu
pada akhirnya akan tiba juga di waktu yang tepat, namun tidak tepat.
ya, hidup sungguh semembingungkan itu.
lagi-lagi ku abaikan hal yang ku takuti,
namun ku kembali menjalani hari demi hari.
namun,
lagi-lagi setelah bertahun-tahun aku tak kunjung sadar
bahwa bahagia yang ku bangun ini hanya untuk sementara.
mengapa ku tak mengantisipasi?
namun malah menikmati kebahagiaan yang sementara ini?
ketika hidupku ini ku ibaratkan bumi dan ia adalah matahari
matahari lah sumber cahaya bumi.
sama seperti hidupku, dia lah sumber cahaya dalam diriku.
matahari akan terbenam di sore hari dan menggelapkan bumi.
sama seperti hidupku, dia juga menjadi sebagian kegelapan dalam diriku.
namun satu hal yang ku lupa,
matahari akan kembali terbit di esok hari,
dan dia akan selalu menjadi gelapku dan tak akan pernah kembali.
seandainya waktu dapat berhenti
ku ingin menikmati kebahagiaan yang sementara ini lebih lama lagi.
Komentar
Posting Komentar