Langsung ke konten utama

sementara

malam ini lagi-lagi aku merenung
di bawah selimut tebalku dan kepalaku menengadah ke atas
berharap ku bisa melihat seluas langit, 
namun jarak pandangku terbatas atap kosong berwarna putih pudar.


ingin rasanya aku menutup mata dan kembali hidup dalam mimpiku yang indah,
namun seakan-akan pikiranku ingin ku terjaga
karena masih banyak hal yang tak kunjung mereda
kembali berlarian di kepalaku.


banyak hal yang menggentayangi isi kepalaku
tetapi satu hal yang ku tahu, sosok dia lah yang mendominasi pikiranku.


kembali ku mencoba menutup mata.

pikirku "jalani saja dulu. masih lama"

namun, semakin ku mengulur-ulur waktu

pada akhirnya akan tiba juga di waktu yang tepat, namun tidak tepat.
ya, hidup sungguh semembingungkan itu.

lagi-lagi ku abaikan hal yang ku takuti, 
namun ku kembali menjalani hari demi hari.

namun,

lagi-lagi setelah bertahun-tahun aku tak kunjung sadar
bahwa bahagia yang ku bangun ini hanya untuk sementara.


mengapa ku tak mengantisipasi?
namun malah menikmati kebahagiaan yang sementara ini?


ketika hidupku ini ku ibaratkan bumi dan ia adalah matahari


matahari lah sumber cahaya bumi.
sama seperti hidupku, dia lah sumber cahaya dalam diriku. 


matahari akan terbenam di sore hari dan menggelapkan bumi.
sama seperti hidupku, dia juga menjadi sebagian kegelapan dalam diriku. 


namun satu hal yang ku lupa,
matahari akan kembali terbit di esok hari,



dan dia akan selalu menjadi gelapku dan tak akan pernah kembali. 




seandainya waktu dapat berhenti




ku ingin menikmati kebahagiaan yang sementara ini lebih lama lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kado Natal Terindah

Teruntuk aku yang masih selalu lupa bersyukur. Hari ini kado natal terbaik sudah datang. Ya,  Tentunya yang terbaik hanyalah dari Tuhan. Aku selalu mengucap " there's always to be thankful for ". Kata-kata itu selalu menjadi kekuatan, namun sering kali tak ku terapkan. Sampai akhirnya pada hari ini kalimat itu nyata adanya. There's always to be thankful for Setelah 1 bulan harus melalui masa karantina, Tuhan sudah pulihkan aku dan keluarga. Aku percaya, Tuhan sudah jamah aku dari hari pertama. Melihat beberapa kenalan tak seberuntung aku, Aku bersyukur karena Tuhan masih beri kesempatan. Tuhan bisa memulihkan aku dan keluarga seperti semula, Sempurna adanya. Aku percaya Tuhan tidak pernah memberikanku cobaan. Aku percaya segala hal negatif yang terjadi dalam diriku bukan karena-Nya. Aku percaya manusialah yang berulah, dan disitulah mukjizat-Nya baru kita pinta. Sungguh naif ya? tetapi hari ini adalah bukti nyata. bahwa sejauh apa kita melangkah, sefana apa hidup kita

Malang, 21:45

Berjalan jauh menempuh jarak dengan waktu yang terus berjalan berharap ada beban yang ku ringankan Malam ini aku berbaring dalam sofaku berwarna cokelat tua sambil memutar-mutar lagu yang mendukung perasaanku dan memejamkan mata lagi... lagi-lagi yang terlihat adalah dirimu lagi-lagi yang terlintas adalah kamu sudah sejauh ini aku pergi tak bisakah dirimu dan sisa-sisa memori ku tinggalkan sejenak? sudah sejauh ini ku tinggalkan penat ku terdiam dan ku sadar bukan begini caranya menghibur hati

WAKTU

"aku lahir di tanggal yang tepat terdahulu, aku mati kemudian." waktu bagaikan sebuah buku penjadwal, dengan segala memo-memo penting di dalamnya. tertulis dengan indah, agar tak satu pun lah yang terlewatkan. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia hanya sementara, dan menunjukkan betapa pentingnya setiap detiknya. waktu memberikan ku bukti bahwa dunia ini harus ku cinta, dan menunjukkan apa yang pantas ku cintai. waktu menunjukkan siapa kah yang setia, siapa juga yang pergi. waktu melahirkanku sebuah cinta, dan cinta mana yang dapat ku nikmati. Namun, waktu memulai pertemuan, dan berakhir perpisahan. mengapa tanpa alasan? mengapa aku bertemu tanpa alasan dan berpisah tanpa alasan? mengapa aku mencintai dia tanpa alasan dan tak bisa berhenti mencintainya pun tanpa alasan? aku bagaikan budak waktu. mencintaimu tanpa sebuah alasan dalam sebuah ruang waktu, dan ketika ku beranjak pergi dari zona waktu itu,  kau rajut k